Memaksimalkan Marketing Funnel Kunci Sukses Bisnis
|Apakah ingin bisnis Anda sukses dengan omset penjualan meningkat? Ada beberapa kunci sukses bisnis yang Anda perlu tahu. Salah satunya adalah marketing funnel atau saluran pemasaran. Untuk mengetahui kunci sukses bisnis tersebut simak artikel ini hingga selesai.
Bisnis adalah seni
Tidak ada resep saklek untuk menjadikan sebuah bisnis menjadi sukses. Memang, ada gilirannya beberapa prinsip harus dipegang.
Seperti hitung-hitungan yang tepat dan insting dalam melihat tren yang ada. Sisanya, tak ada aturan. Bagaimana bisnis berjalan atau dinamika bisnis itu sendiri adalah seni.
Tapi, bagaimana jika ada satu konsep yang bisa membantu bisnis Anda?
Di mana konsep ini akan memperbaiki bisnis sebagai seni dengan berorientasi pada proses (process oriented). Lalu, mengubahnya jadi bisnis yang sifatnya berdasarkan hasil (result oriented).
Dengan konsep ini, Anda dapat memaksimalkan promosi dan melihat hasilnya dalam bentuk pendapatan (income). Bukan jor-joran promosi yang semata hanya bakar-bakar uang saja. Bukan juga coba-coba yang nanti tak ada hasilnya.
Jadi, apa konsep yang dimaksud? Konsep tersebut adalah marketing funnel atau saluran pemasaran.
Apa itu Funnel Marketing?
Marketing funnel atau sales funnel merupakan bentuk lain dari customer journey. Funnel marketing dan customer journey sama-sama menjelaskan proses seseorang jadi pelanggan setia.
Proses ini dimulai dari :
Tidak mengenal brand → Mengenal → Menimbang-nimbang → Melakukan pembelian → Menilai produk → Menjadi pelanggan setia.
Lalu, apa perbedaan antara marketing funnel dan/atau sales funnel dengan customer journey?
Funnel marketing memiliki visualisasi seperti corong. Corong tersebut akan menunjukkan jumlah orang yang terlibat di tiap tahapan marketing.
Di tahap awal, audiens yang dijangkau jumlahnya banyak. Tapi makin ke belakang, jumlahnya akan semakin sedikit.
Misalnya saja, di tahap awal promosi. Anda dapat menjangkau sangat banyak orang. Setidaknya, orang-orang yang disasar bisa tahu nama brand dan produk yang Anda jual.
Namun, dari sekian banyak itu maka :
- Berapa orang yang tertarik untuk tahu lebih dalam soal brand?
- Berapa banyak yang mau membelinya?
- Seberapa jumlah orang yang benar-benar membeli?
- Berapa orang yang pada akhirnya jadi pelanggan setia?
Jawabannya bisa ditebak. Pasti lebih sedikit. Oleh karena itu, visualisasi dalam bentuk corong marketing funnel merupakan hal yang tepat.
Bagian jumlah itulah yang tidak terkover dalam customer journey. Di mana customer journey fokus menggambarkan proses yang ditempuh oleh calon pelanggan dalam :
Mengenal → Mencari tahu lebih dalam → Membeli produk → Menjadi pelanggan tetap.
Customer journey akan mendokumentasikan channel apa saja yang diakses oleh audiens dalam proses tersebut. Seperti :
- Apakah mereka mengenal bisnis dari Google Ads, rekomendasi teman, atau media sosial?
- Apakah calon pelanggan mencari tahu produk dari website, review di YouTube, atau testimoni pelanggan?
Jadi, bisa dibilang marketing funnel dapat mencakup 2 hal penting dalam sebuah perjalanan pelanggan yaitu :
- aspek kuantitas atau jumlah target pasar.
- customer journey secara deskriptif.
Mengapa Funnel Marketing Penting?
Jawabannya mudah saja. Melalui marketing funnel, maka Anda bisa benar-benar paham bagaimana calon pelanggan tahu mengenai brand. Kemudian akhirnya memutuskan membeli produk Anda.
Saat memahami semua prosesnya, Anda bisa mengenali langkah mana yang sudah optimal. Demikian juga dengan langkah-langkah yang belum maksimal. Lalu, Anda dapat memperbaiki strategi marketing di tahapan yang tidak atau kurang optimal.
Intinya, Anda harus berusaha meningkatkan kemungkinan konversi di setiap tahapan customer journey. Sehingga, dalam proses mengenal brand, calon pelanggan bisa makin yakin, lalu mantap untuk beli produk Anda.
Dengan pendekatan ini, maka kemungkinan besar Anda bisa lebih efektif dalam menjalankan strategi marketing bisnis. Anda tahu benar channel mana yang harus digunakan, mana juga yang perlu ditinggalkan.
Melalui konsep ini, Anda juga dapat terhindar dari membuang uang untuk upaya promosi yang percuma.
Tahapan Funnel Marketing
Sebetulnya, setiap bisnis punya tahapan marketing funnel / saluran pemasaran yang berbeda. Ada yang tahapannya panjang, ada juga yang pendek. Semua itu tergantung dari beberapa faktor seperti :
- jenis produk atau layanan,
- channel yang dipakai,
- data analytics yang diinginkan, dan
- platform penjualan yang digunakan.
Contoh Jenis Funnel Marketing
Gambar A
Marketing funnel ini, menjabarkan setiap proses yang dilalui target pasar. Bagi sebagian orang, gambaran funnel marketing ini bisa dibilang terlalu detail dan agak menyulitkan.
Karena, terkadang antara satu tahap ke tahapan lain agak susah dibedakan batasannya. Apalagi saat channel marketing yang dipakai sama antara satu tahap dengan tahap lainnya.
Tapi, bila Anda betul-betul perlu memetakan proses funnel marketing ini sangat tepat untuk Anda gunakan.
Gambar B (Tengah)
Beda lagi dengan funnel marketing ini. Marketing funnel ini membentuk corong sempit di bagian trial/demo, quote, dan sale. Lalu disambung dengan corong lebar bertuliskan repeat customer dan evangelizer.
Artinya, dari penjualan-lah Anda bisa dapat pelanggan setia. Kemudian, pelanggan setia Anda merekomendasikan produk pada teman-temannya.
Teori ini sesuai dengan survei bahwa 92% orang memerlukan review teman sebelum melakukan pembelian produk.
Bentuk funnel ini pun lebih realistis bila dibandingkan dengan funnel pada umumnya. Funnel ini menggarisbawahi siklus bisnis yang terus berputar dari :
Tidak tahu → Tahu → Mau membeli → Jadi pelanggan setia → Merekomendasikan ke teman-teman → Mengulangi tahapan funnel paling awal.
Gambar C
Kemudian, terakhir yaitu contoh marketing funnel berbasis analytics website. Prinsipnya sama saja jika boleh dibilang. Hanya, setiap tahapan didefinisikan dengan lebih konkret.
Tahapan awal dihitung dari jumlah user buka website. Tahapan berikutnya, pertimbangan (consideration), dihitung dari jumlah sesi tiap halaman produk.
Lalu bagian keputusan (decision) dihitung dari jumlah user yang memasukkan produk ke keranjang belanja. Finalnya, pembelian (purchase) dilihat dari jumlah user yang menyelesaikan transaksi.
Langka dalam Funnel Marketing
Namun artikel ini hanya akan membahas lima langkah penting di marketing funnel. Mau apa saja jenis industri, produk atau layanan, platform, dan data yang dicari Anda pasti bisa menemui kelima langkah ini :
1. Awareness (Sadar)
Tahap konsumen sadar barang apa yang ia inginkan atau butuhkan. Misalnya, Budi menonton banyak panduan olahraga di gym dan terpengaruh teman-temannya untuk ikut gym.
Barulah ia sadar jika ia memerlukan sepatu baru sebelum membayar membership gym.
2. Consideration (Menimbang-nimbang)
Tahap di mana konsumen mencari informasi lebih banyak soal produk yang diinginkan. Termasuk dalam tahap ini yaitu membanding-bandingkan satu merek dengan merek lainnya.
Begitu pula yang dilakukan dengan Budi. Mungkin ia mensurvei berbagai jenis sepatu dan merek. Melihat kelebihan dan kekurangan, bahannya, serta harga sepatu.
3. Purchase (Membeli)
Konsumen memutuskan produk terbaik untuk dibeli.
4. Retention (Membeli lagi)
Konsumen merasa puas dengan pembelian pertama. Selanjutnya, konsumen memutuskan untuk kembali membeli produk.
5. Advocacy (Testimoni)
Karena selalu puas, konsumen jadi loyal. Lalu Ia memberi testimoni bagus dan merekomendasikan produk pada orang-orang terdekatnya.
Tips Optimasi Funnel Marketing dalam Bisnis
Sekedar tahu marketing funnel saja tidak cukup. Lalu, bagaimana caranya untuk memaksimalkan bisnis hanya dengan tahu tahapan orang mengenal bisnis?
Dengan mengenali channel marketing di tiap bagian funnel marketing, maka Anda akan tahu tahapan mana yang bocor dan harus ditambal.
Di bawah ini, Anda dapat temukan strategi marketing yang cocok di tiap tahap dari customer journey. Saat berhasil memaksimalkan presence di tiap tahapan dari marketing funnel, maka Anda bisa pastikan calon pelanggan tidak akan melirik ke kompetitor.
a. Awareness (Sadar)
Awareness merupakan tahap paling krusial dalam promosi bisnis. Tahap awal dari marketing funnel / promosi bisnis ini mengijinkan Anda menjangkau calon pelanggan sebanyak mungkin.
Makin banyak audiens yang disasar, maka semakin besar kemungkinan Anda meraup keuntungan.
Maka rasanya tidak aneh, jika banyak pemain baru dalam bisnis yang mencurahkan budget besar untuk promosi di tahap awal. Sayangnya, jika tidak cukup pintar budget itu bisa terbuang dengan percuma.
Untuk itu, Anda harus ingat dua hal ini yaitu :
1. Meningkatkan Brand Awareness
Apapun upaya promosi / marketing funnel yang Anda lakukan, pastikan itu meningkatkan brand awareness. Setidaknya Anda harus menjawab beberapa pertanyaan dari calon pelanggan di tahap ini :
- Siapa Anda?
- Apa yang Anda jual?
- Mengapa target pasar harus peduli dengan produk yang Anda tawarkan?
- Apa yang target pasar dapatkan saat menggunakan atau membeli produk Anda?
- Apa yang target pasar lewatkan saat tak memakai atau beli produk Anda?
2. Punya Target Pasar Spesifik
Pastikan Anda sudah memiliki target pasar yang spesifik. Tanpa target yang spesifik, itu artinya Anda tidak menyasar siapa-siapa.
Setelah memegang 2 hal di atas, saatnya bicara soal bagaimana cara promosi yang tepat. Berikut 2 cara promosi dalam marketing funnel yang bisa Anda terapkan :
1. Content Marketing
Content marketing merupakan strategi marketing yang melibatkan pembuatan dan penyebaran konten. Melalui konten yang dibuat bisnis, maka target pasar punya lebih banyak informasi dan bisa mengedukasi dirinya sendiri.
Selain tahu lebih dalam soal produk yang ditawarkan, target pasar juga dapat nilai tambah dari konten Anda. Mereka jadi betul-betul memahami apa yang mereka butuhkan. Kemudian, mereka pun dapat tips dan pertimbangan sebelum membeli kebutuhan tersebut.
Jadi, di tahap awal ini, Anda jangan pernah buru-buru untuk melakukan hard selling. Anda tidak harus membanjiri target dengan informasi seputar fitur dan kelebihan produk. Apalagi sampai memaksa mereka untuk beli di saat itu juga.
Seperti halnya PDKT dalam hubungan, posisikan Anda sebagai pendengar yang baik. Buat konten yang memperlihatkan bahwa Anda peduli dan tahu betul yang diperlukan si target. Baru setelah target tertarik, Anda bisa lanjut ke tahap selanjutnya.
2. Traditional Public Relations
Tipikal promosi marketing funnel yang satu ini harusnya Anda lebih familiar. Mulai dari iklan di televisi, media cetak, radio, baliho, bahkan merambah ke media sosial. Termasuk dalam cara ini yaitu membuat event dan kerja sama dengan sponsorship.
Apapun cara promosi yang dipilih, lagi-lagi pastikan brand awareness dan info penting terkait brand Anda dapat tercakup.
b. Consideration (Menimbang-nimbang)
Katakanlah Anda telah berhasil menarik perhatian target pasar di tahap pertama (awareness). Kini saatnya melanjutkan perkenalan ke tahap selanjutnya yaitu menimbang-nimbang (consideration).
Untuk tahap marketing funnel ini, Anda boleh sedikit pamer dengan fitur dan kelebihan produk. Karena, Anda bukan satu-satunya yang sedang dilirik oleh calon konsumen.
Di tahap ini, konsumen sedang membanding-bandingkan produk Anda dengan produk kompetitor / pesaing.
Oleh karena itu, menggarisbawahi kelebihan dan fitur produk merupakan hal yang tidak dapat Anda tawar. Agar membuatnya tak terlalu agresif.
Di sini coba Anda tetap praktikkan nilai berorientasi pelanggan (customer oriented). Misalnya :
Kalimat promosi awal, “Produk saya paling bagus karena A, B, C, D”. Lalu ubah kalimat promosi jadi, “Anda akan dapat A karena produk ini dapat menawarkan B, C, D”.
Bahkan, Anda dapat meyakinkan target dengan menjual imajinasi atau impian seputar produk.
Contohnya, Anda bisa menjual gambaran rumah bersih dan pemilik rumah pun senang. Daripada bicara soal kandungan dari produk pembersih lantai dan keampuhannya.
Di bawah ini, Anda dapat menemukan channel marketing funnel untuk tahapan consideration. Ditambah, faktor lain yang memang mempengaruhi calon konsumen di tahap ini.
1) Blog
Blog ialah media marketing yang ampuh untuk bisnis. Adanya blog bisnis dapat meningkatkan trafik website sampai 55%. Halaman blog bisnis pun memiliki kemungkinan 4x lipat untuk terindeks Google.
Ini artinya ada kemungkinan sampai 4x lipat untuk bisnis Anda ditemui oleh pelanggan potensial.
Lalu konten macam apa yang harus dibuat?
1. Konten standar
Tentu saja konten yang menjabarkan tentang fitur dan kelebihan produk.
2. Tips untuk memilih produk atau layanan tertentu
Untuk konten ini, Anda dapat memberikan tips-tips umum. Dari tips umum kemudian sambungkan ke kelebihan dan fitur produk Anda. Dengan begitu, upaya promosi bisa jauh lebih elegan.
3. Tips, trik, dan inspirasi pemakaian produk
Konten semacam ini akan memantapkan calon konsumen dalam membeli produk. Karena, mereka menjadi tidak kehabisan ide untuk menggunakan produk. Misalnya, konten :
- resep untuk produk bahan makanan.
- inspirasi gaya busana untuk produk fashion.
2) Website
Keputusan untuk membeli tidak hanya didasarkan pada produknya saja. Sering kali, calon pelanggan pun menimbang bagaimana pelayanan dan user experience saat proses menjajaki produk. Itu kenapa, website juga penting untuk Anda perhatikan.
Untuk meningkatkan user experience, Anda harus perhatikan 3 elemen berikut :
- Desain dan foto website. Keduanya harus menarik dan memberikan gambaran yang jelas tentang produk yang Anda jual.
- Perhatikan kecepatan website. Website yang loadingnya terlalu lama bisa ditinggalkan oleh calon pembeli.
- Rutin lakukan A/B Testing untuk meningkatkan conversion rate.
Bila membutuhkan konten berkualitas untuk website dan/atau blog Anda, jasa artikel LBO atau spintax kami siap membantu. Info lebih lanjut klik link atau hubungi kami langsung.
3) Media Sosial
Social media marketing adalah cara promosi yang saat ini paling populer. Untuk berpromosi via media ini caranya sebetulnya cukup simpel. Anda hanya perlu :
- bikin konten yang relevan,
- mempublikasikan konten secara konsisten, dan
- terus menjalin hubungan baik dengan pengikut (follower) di sosial media.
Saat Anda memegang ketiga cara di atas, bisa dipastikan kepopuleran bisnis akan makin bertambah.
4) Email Marketing
Faktanya, tidak semua calon pelanggan siap membeli ketika berkunjung ke toko online Anda. Padahal, bisa saja mereka sangat tertarik dengan produk yang Anda tawarkan.
Oleh sebab itu coba jalin hubungan jangka panjang dengan calon pelanggan Anda. Bagaimana caranya? Dengan menerapkan email marketing ke salah satu strategi promosi / marketing funnel Anda.
Cara ini dapat menjangkau calon pelanggan Anda dalam jangka panjang. Bahkan, saat mereka tidak sempat lagi bersinggungan dengan konten yang Anda buat di media sosial.
Jadi, tidak heran jika 69% bisnis fokus mengumpulkan pelanggan potensial ini. Dan menggarapnya supaya terjadi konversi.
Bila tertarik untuk menerapkan strategi ini, ada 2 lagi yang harus Anda siapkan :
- Lead-generation landing page
- Newsletter (konten email yang dikirimkan ke pelanggan)
c. Purchase (Membeli)
Di tahap pembelian dalam marketing funnel, fokus Anda hanya memastikan supaya proses transaksi berjalan cepat dan lancar. Untuk itu, Anda tidak perlu memberikan terlalu banyak opsi atau tombol di halaman check-out.
Tidak usah juga menyambungkan halaman itu pada konten yang kurang relevan. Karena, pada tahapan pembelian (purchase) inilah Anda sedang berpacu dengan waktu.
Saat proses pembelian terlalu lama maka Anda berisiko kehilangan konsumen. Mereka bisa saja berubah pikiran di tengah jalan saat mau menyelesaikan transaksi.
Selain perkara tampilan, desain, dan user interface, ada beberapa hal yang dapat Anda coba untuk melancarkan marketing funnel di tahap pembelian. Hal tersebut yaitu :
1) Promo
Tak ada orang yang tidak menyukai promo. Jadi, jelaslah sudah promo dapat mengundang banyak orang untuk menengok bisnis Anda. Faktanya memang begitu. Sebanyak 93% orang mengenal bisnis dari promo yang ditawarkan.
Jika tidak terlalu membebani bisnis, cobalah untuk menerapkan promo dan diskon sebagai strategi marketing. Anda bisa gunakan momen-momen penting seperti :
- peringatan hari tertentu,
- tanggal cantik,
- momen awal bulan,
- dll.
2) Upselling
Agar nominal transaksi bertambah besar, Anda bisa melakukan upsell kepada konsumen. Artinya, Anda menawarkan beberapa produk pelengkap dari barang yang dibeli konsumen.
Misalnya saja Anda menawarkan :
- tambahan kaos kaki untuk sepasang sepatu yang konsumen beli
- strap jam tangan untuk produk jam tangan yang konsumen beli
- dll
Jika mau sedikit “agresif”, upsell ini dapat Anda lakukan dalam bentuk bundle. Jadi, Anda menjual produk dalam bentuk paketan dengan harga lebih miring bila dibandingkan saat dibeli satuan.
3) Reminder
Cara lain untuk memperlancar tahap purchasing yaitu mengirimkan reminder. Soalnya, sering kali para pengunjung lupa untuk menyelesaikan transaksi pembelian.
Apalagi dalam kasus promo. Di mana mereka biasanya terburu-buru sekedar untuk memasukkan produk incaran ke keranjang belanja. Alih-alih membuatnya galak dan terdengar seperti menagih, Anda bisa bikin pengingat yang lebih ramah.
Misalnya, coba kata-kata seperti :
- .. oh… Ada yang ketinggalan
- Apa Anda lupa sesuatu?
- dan sebagainya.
Sesuaikan kata-kata pengingat (reminder) dengan niche / topik dan customer persona bisnis Anda.
Lebih bagus lagi, jika Anda buat visual yang menarik untuk menemani kata-kata tersebut. Visual ini tentunya akan membantu Anda untuk mencuri perhatian konsumen. Selain itu juga untuk menampilkan kesan yang ramah ke konsumen.
4) Live chat
Live chat adalah fitur yang harus ada di website bisnis Anda. Menambahkan fitur yang satu ini sebetulnya sangat mudah. Apalagi jika Anda memakai website berbasis WordPress. Anda tinggal instal plugin chat di website WordPress saja.
d. Retention (Membeli lagi)
Lebih mudah memperoleh uang dari pelanggan lama bila dibandingkan dengan mencari pelanggan baru. Itu bukan isapan jempol semata. Sebuah survei mengungkap 80% keuntungan bisnis diperoleh dari 20% pelanggan lama. Bukankah ini menarik?
Untuk mengundang pelanggan lama beli lagi, biasanya tergantung pada kualitas produk dan layanan. Ya, itu sesuatu yang tidak dapat diganggu gugat.
Jadi, berikut beberapa tips teknis ketika menjalankan marketing funnel yang bisa memancing pelanggan lama berbelanja kembali :
1) Reward / Poin
Mengumpulkan poin belanja adalah strategi rentention dalam marketing funnel yang paling umum digunakan.
Tiap pembelian nominal tertentu dan kelipatannya, konsumen akan dapat sejumlah poin. Nantinya poin tersebut dapat konsumen tukarkan dengan produk atau hadiah tertentu.
2) Rekomendasi produk
Cara lain untuk menarik pelanggan lama yaitu mengirimkan rekomendasi produk. Bukan sembarang rekomendasi yang ditawarkan, namun rekomendasi berdasarkan produk yang pernah dibeli.
Strategi marketing funnel semacam ini terasa lebih personal bagi penerima rekomendasi.
3) Pusat bantuan
Tips satu ini yaitu fungsi kepanjangan dari fitur live chat di website. Live chat seharusnya juga merangkap menjadi pusat bantuan bagi pelanggan. Saat ada kesulitan, pertanyaan, atau bahkan keluhan pelanggan bisa dengan mudah menjangkau Anda.
Adanya pusat bantuan akan mengurangi terjadinya komplain di media sosial. Komplain merupakan sesuatu yang sebaiknya dihindari karena berisiko merusak reputasi Anda.
e. Advocacy / Testimoni
Tahap advokasi adalah tahap akhir dalam marketing funnel. Namun, di saat bersamaan, ia pun membuka peluang untuk funnel baru. Bagusnya lagi, funnel baru ini terbentuk karena pelanggan.
Apalah yang lebih sakti bila dibandingkan dengan rekomendasi pelanggan yang puas?
Pada bagian akhir ini, Anda harus mengubah pengalaman pelanggan jadi funnel marketing baru.
1) Review
Review, promosi mulut ke mulut, testimoni, apapun itu namanya terbukti sangat ampuh mendatangkan pelanggan baru.
Anda memang tidak dapat mengontrol isi review atau respons orang terhadap review tersebut. Namun Anda bisa menyediakan wadah supaya review tersebut dilihat pengunjung website atau pelanggan potensial.
Ingat! Sebanyak 70% orang mengandalkan review untuk memutuskan beli produk atau tidak. Jadi, pastikan Anda punya kolom khusus untuk menampilkan review pelanggan.
Untuk menambahkan kolom yang dimaksud tidaklah sulit. Di website berbasis WordPress, Anda cukup tambahkan plugin komentar. Cari plugin review yang paling cocok dengan Anda.
2) Referral
Menerapkan program referral merupakan cara lain untuk memulai marketing funnel baru. Berbeda dengan review yang sifatnya organik. Sistem referral memberikan insentif kepada pelanggan yang menyebarkan kode referral.
Strategi ini dapat dikatakan menyenangkan semua orang. Anda, sebagai pemilik bisnis, dapat pelanggan baru. Begitu juga refferer yang dapat komisi dari penjualan produk.
3) Reseller
Serupa tapi tak sama. Reseller pun sama-sama menguntungkan bagi pemilik bisnis sekaligus promotor bisnis Anda.
Bedanya, si promotor bukan mendapat komisi. Melainkan ia dapat hak untuk menjual kembali produk Anda. Bisa dengan merek yang dibuatnya sendiri, bisa pula dengan merek yang Anda miliki. Itu terserah kesepakatan Anda dengan promotor.
Prinsipnya, sistem ini agak mirip dengan dropshipping.
Gunakan Marketing Funnel untuk Bisnis Anda
Sampai lah Anda pada akhir artikel ini. Melalui artikel ini, Anda akan tahu strategi macam apa yang dapat diterapkan untuk setiap tahapan marketing funnel bisnis Anda.
Kira-kira beginilah kalau dirangkum dalam beberapa poin:
- Awareness / Sadar
- content marketing
- iklan
- event
- kerja sama sponsorship
- Consideration / Menimbang-nimbang
- blog
- media sosial
- website
- email marketing
- Purchase / Membeli
- promo
- upselling
- reminder
- live chat
- Retention / Membeli lagi
- reward
- rekomendasi produk
- pusat bantuan
- Advocacy / Testimoni
- review
- referral
- reseller
Sekian informasi tentang memaksimalkan marketing funnel sebagai kunci sukses bisnis, kami harap artikel kali ini bermanfaat untuk kawan-kawan semua. Kami berharap postingan panduan dasar digital marketing ini dishare supaya semakin banyak yang mendapat manfaat.