Memahami Kata Kunci dan Search Query dalam SEO
|Apakah Anda mau memulai optimasi SEO? Langkah awal Anda harus memahami keyword atau kata kunci dan search query lebih dulu. Sebagai persiapan awal simak sedikit pembahasannya di artikel ini.
Penelusuran Mesin Pencari
Tanyakan kepada diri Anda kapan terakhir kali sebuah hal tercetus dalam kepala dan Anda menggunakan Google untuk mencarinya? Besar peluangnya itu berlangsung tak terlalu lama dari sekarang.
Dan apabila masih bisa mengingatnya, pasti yang Anda masukkan ke dalam kolom pencarian Google adalah sebuah kata. Bisa juga sekumpulan kata menjelma kalimat yang dimasukkan dalam wujud teks.
Sebagaimana yang juga diproses oleh lebih dari 60.500 pencarian per detik lainnya. Bahkan seandainya yang tadi Anda gunakan adalah aplikasi “OK Google” yang kian populer di kalangan pengguna mobile dan tablet.
Sesungguhnya yang terjadi adalah Google mengubah suara Anda menjadi teks. Yang jika itu tak termasuk sebagai sebuah perintah yang dikenali Google maka akan secara otomatis dialihkan menjadi sebuah pencarian tekstual.
Secara kodrati, memang hanya itulah satu-satunya bentuk yang mampu diolah oleh mesin pencari Google sedari dulu hingga saat ini. Teks-teks yang biasanya kita sebut sebagai keywords. Maka pada SEO, semuanya bermula dari keywords atau kata kunci.
Namun berbicara tentang keywords, kita tak bisa luput dari sebuah terminologi. Yakni terminologi yang menggambarkan bagaimana ia diketikkan pengguna ke dalam kotak pencarian yang dikenali dengan istilah “search query” atau “search terms”.
Sebab sesungguhnya, pengguna tidaklah mengenal istilah keywords. Kalau tak percaya, coba tanyakan kepada teman atau tetangga Anda yang sama sekali tidak tahu internet marketing. Yaitu tentang apa yang mereka ketikkan tatkala melakukan pencarian dengan Google.
Kemungkinan besar mereka tidak akan mengatakan keywords atau kata kunci. Mayoritas pengguna awam (newbie) hanya tahu bahwa dengan memasukkan kata atau kalimat yang mau dicari di mesin pencari Google.
Kata yang dimasukkan menggunakan gaya dan bahasa mereka masing-masing. Dan mereka dapat berharap segera menemukan jawabannya.
Sebagai marketer dan pelaku SEO, kitalah pihak yang akan berurusan dengan keywords. Kita harus mengerti bagaimana search query digunakan.
Hal ini demi memahami karakteristik pada tataran akar rumput psikologis pengguna yang notabene adalah target market sebenarnya.
Search Queries
Search query merupakan kumpulan kata atau frasa yang dimasukkan oleh pengguna ke dalam kolom pencarian mesin pencari (search engine). Kumpulan kata ini adalah kombinasi dari berbagai macam keyword atau kata kunci.
Setidaknya ada 3 jenis web search query yang penting untuk diketahui meliputi :
a. Informational Queries
Pencarian untuk sesuatu yang berhubungan dengan kebutuhan informasi secara luas pada topik apa saja. Biasanya pengguna akan memasukkan kata atau kalimat yang merefleksikan sebuah pertanyaan atau hal-hal yang ingin diketahuinya.
Tanpa peduli dengan web apa yang akan muncul di hasil pencarian, sebab mereka hanya membutuhkan jawaban cepatnya saja. Beberapa contoh kata kunci / keyword-nya adalah :
- “ibu kota Jamaika”,
- “tanggal lahir presiden Sukarno”,
- “kumpulan pantun”
- “kg to oz”
- “trucks”
- dan lain sebagainya.
Informational queries merupakan jenis pencarian paling banyak yang dilakukan di internet. Dan dikarenakan hasilnya pastilah konten berisi informasi yang bisa Anda dan saya buat. Ini menjadi lahan paling gembur dari SEO.
b. Transactional Queries
Pencarian untuk sesuatu mengenai kebutuhan transaksional seperti berbelanja, mengunduh sesuatu, dan lainnya. Selain mengikutsertakan kata kunci umum yang berkaitan dengan transaksi seperti :
- jual,
- beli,
- murah.
Seringkali pengguna juga memasukkan merek dan brand yang sedang dicari. Beberapa contoh dari queries ini adalah :
- mesin cuci terbaik,
- hosting murah,
- review iphone 11,
- hotel di Jogja,
- dan lain sebagainya.
Secara spesifik, transactional queries yang berkorelasi dengan aktivitas komersil menyimpan daftar pencarian-pencarian terbaik. Daftar ini berisikan salah satu tipe kata kunci yang paling diinginkan untuk diranking oleh pemain SEO yaitu buying keywords.
Tentu saja, transactional queries yang dipicu oleh kebutuhan pengguna untuk “bertransaksi” mengandung nilai yang sangat berharga di industri pencarian.
Sehingga tak heran bila query ini memiliki salah satu ciri khasnya tersendiri. Ciri khas tersebut yaitu tingginya intensitas bagi hadirnya iklan bersponsor di SERP bersama-sama dengan hasil pencarian organik.
Ini memunculkan dua fenomena :
- Google akan cenderung mengkoneksikan sesuatu yang bersifat “informational” ke arah “transactional”. Hal ini demi mendapatkan ruang yang lebih banyak untuk memajang iklan. Dengan cara menyarankan para advertiser untuk menggunakannya pada campaign berbayar mereka.
- Harga bid untuk query yang tergolong sebagai transactional akan membumbung tinggi sehingga meningkatkan nilai per klik sekaligus level kompetisinya.
Perbedaan transactional queries dibandingkan navigational queries adalah kecenderungannya untuk menampilkan sesuatu yang bersifat transaksional dalam bentuk yang lebih informatif.
Misalnya orang mengetikkan kata kunci “Review Samsung Galaxy A73”. Maka yang mereka ingin ditemukan adalah review mengenai Samsung Galaxy A73 yang disuguhkan oleh pihak ketiga. Dan bukan oleh Samsung itu sendiri.
Sebab Samsung adalah pemilik brand yang tidak membuat review atas produk miliknya sendiri. Dan jika pun dilakukan maka reviewnya tentu seperti orang jualan kecap yang isinya pasti bagus melulu.
Dan disitulah, kita, yang diatas kertas menjadi bagian dari pihak ketiga dapat masuk.
c. Navigational Queries
Pencarian sesuatu yang mau dituju pengguna secara langsung. Jenis query ini hanya akan memanfaatkan search engine Google sebagai jalan masuk dengan berbagai motif alami, di antaranya :
- malas untuk mengetikkan langsung alamat url di browser,
- malas menghafal alamat url yang mau dituju, atau
- mau menemukan halaman tertentu dari suatu website yang sudah diketahui.
Pada navigational queries, pengguna umumnya memasukkan kata kunci (keyword) nama atau merek / brand tertentu secara langsung di kotak pencarian Google. Misalnya :
- Youtube untuk mengakses Youtube.com,
- Xiaomi Tokopedia yang akan menampilkan semua item Xiaomi yang dijual oleh para seller di Tokopedia.
- dan sebagainya.
Dengan watak tersebut, terlihat jelas bila navigational queries bukanlah sesuatu yang memberikan banyak peluang / kesempatan bagi pemain SEO.
Jadi Anda bisa melupakan navigational query jika website yang dibangun hanya berfokus pada konten. Serta tanpa mempunyai misi branding untuk mencetuskan tren dan volume pencarian.
Konsep DO, KNOW, GO
Ada gejala saling tabrak dan saling sandung antar query. Khususnya yang terjadi antara informational dan transactional queries.
Sehingga pada akhirnya menghadirkan sebuah ambiguitas yang jika tidak ditangani dengan baik dapat mempengaruhi cara kita melakukan riset keyword atau kata kunci.
Untuk menjelaskannya mari kita berkenalan dengan konsep “Do, Know, Go” dalam SEO.
Do
Do merupakan analogi dari “transactional queries” yang merepresentasikan apa yang ingin dilakukan oleh pengguna melalui Google. Do biasanya mengandung kata kunci kerja yang ditambah dengan merek, sifat atau fungsi atas sesuatu.
Do diklasifikasikan sebagai jenis query yang berakhir pada lingkaran transaksi seperti :
- shopping cart,
- tombol aksi,
- dan sejenisnya.
Know
Know adalah analogi dari “informational queries” yang mempresentasikan apa yang ingin diketahui atau dipelajari oleh pengguna melalui Google. Berlainan dengan Do, Know secara umum tidak diikuti oleh keinginan untuk melakukan transaksi.
Situs-situs berbasis konten seperti Wikipedia biasanya menempati ranking pertama untuk pencarian Know.
Tetapi mengingat betapa banyaknya kombinasi Know queries yang dapat muncul. Sehingga menimbulkan peluang tumpang-tindih yang besar dengan Do queries. Maka kita harus memisahkannya secara saksama.
Di titik inilah kita memanfaatkan Knowledge Graph sebagai rambu-rambu yang jelas untuk menjalani riset. Knowledge Graph pertama kali diperkenalkan Google pada tahun 2012 untuk wilayah Amerika. Dan hal tersebut terus berkembang secara global hingga sekarang.
Fitur ini didesain untuk “membantu pengguna menemukan informasi lebih cepat dan mudah” dengan menampilkan jawaban langsung di SERP. Dengan begitu, pengguna tidak lagi perlu keluar dari laman hasil Google untuk mengunjungi website lainnya.
Sebagai contoh, jika Anda mengetikkan kata kunci “gus dur” di Google, maka Anda akan segera melihat hasilnya muncul di sebelah kanan.
Pada tampilan mobile, Knowledge Graph bahkan hadir pada posisi yang mendahului hasil pencarian organik di bagian paling atas. Apakah hal tersebut berita yang baik ataupun buruk.
Faktanya Google secara drastis meningkatkan hasil-hasil Knowledge Graph dalam SERP meliputi :
- hampir seluruh tokoh,
- pengetahuan pasti,
- judul.
Satu hal yang pasti, hilangnya aktivitas mengunjungi website dan timbulnya kultur baru menggunakan mesin pencari Google. Karena Knowledge Graph merupakan malapetaka bagi seluruh pemilik website.
Maka, seluruh “Know” yang memberikan hasil Knowledge Graph kita golongkan sebagai Informational queries. Yang harus sepenuhnya dihindari dalam daftar keyword yang akan kita garap.
Kita harus mencoretnya dalam prospektus dan mengenali karakteristiknya. Sehingga kelak kita akan lebih mudah menemukan banyak keyword lain.
Di mana kata kunci ini juga harus masuk tong sampah. Yaitu keyword dengan tingkat kompetisi sangat tinggi yang sangat susah dimenangkan di pejwan.
Go
Go adalah analogi dari “Navigation queries” yang merepresentasikan apa yang ingin dikunjung oleh pengguna melalui Google.
Mengenai Go, ada sebuah catatan cukup panjang yang mampu memerinci alasannya. Tetapi karena cerita itu berhubungan dengan domain. Maka uraiannya secara utuh akan dibahas mendatang.
Pedoman Umum Kata Kunci dan Search Query
Seharusnya kita sudah tahu bagaimana membedakan queries serta mengklasifikasi dan memilah mana-mana saja yang cocok untuk kita kerjakan lebih lanjut. Pengetahuan tersebut diharapkan bisa mengantarkan Anda untuk membuat seluruhnya dapat bekerja sama dengan baik.
Maka mari kita berlabuh kepada sebuah pedoman berikut ini :
“Melakukan pengamatan dan riset pada search queries. Riset ini bertujuan untuk memperoleh data berupa keyword dan mengetahui bagaimana menghadirkan konten yang diingini oleh pengguna.”
Berbekal pedoman inilah, kita kelak akan mampu melakukan strategi SEO yang tak hanya lebih mudah dikerjakan melainkan juga tepat sasaran. Dan demi menghindari ambiguitas baru tentang search queries dan keywords atau kata kunci yang sudah kita ketahui bersama mindsetnya.
Maka semua hal yang berhubungan dengan search query akan merujuk pada keyword dan berlaku sebaliknya, kecuali dijelaskan secara terperinci. Hal ini supaya menjadi lebih sederhana dan dapat dilihat dari persepsi yang sama.
Demikian informasi seputar memahami kata kunci dan search query dalam SEO, semoga post kali ini berguna buat Anda. Tolong postingan SEO On Page ini dishare biar semakin banyak yang memperoleh manfaat.